Pelajari berbagai langkah efektif dalam membuat laporan keuangan yang penting bagi perusahaan, memastikan akurasi dan kelancaran operasional bisnis Anda dengan panduan praktis ini.
Laporan keuangan merupakan salah satu elemen kunci dalam manajemen perusahaan, karena mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu.
Membuat laporan keuangan yang akurat dan sesuai standar adalah langkah penting yang harus dilakukan dengan teliti. Berikut ini adalah delapan langkah efektif dalam menyusun laporan keuangan yang dapat membantu perusahaan Anda tetap berada di jalur yang benar.
1. Kumpulkan dan Catat Transaksi pada Jurnal dengan Cermat
Langkah pertama dalam pembuatan laporan keuangan adalah mengumpulkan semua bukti transaksi yang terjadi selama periode tertentu. Bukti transaksi ini sangat penting karena menjadi dasar dari setiap pencatatan akuntansi.
Bukti transaksi dapat berupa nota, kuitansi, faktur, atau bentuk lain yang sah. Setelah bukti transaksi terkumpul, langkah berikutnya adalah mencatat setiap transaksi tersebut ke dalam jurnal akuntansi.
Pencatatan ini harus dilakukan secara rinci dan teliti, mencakup semua aktivitas operasional perusahaan. Setiap transaksi, baik itu pendapatan, pengeluaran, pembelian, atau penjualan, harus dicatat dengan benar di jurnal.
Pencatatan yang akurat akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan di tahap selanjutnya.
2. Posting Jurnal ke Buku Besar untuk Rekonsiliasi Akun
Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, langkah berikutnya adalah memindahkan atau memposting transaksi tersebut ke dalam buku besar.
Buku besar merupakan rangkuman dari semua akun-akun yang ada dalam jurnal, di mana setiap akun dirinci berdasarkan jenisnya, seperti aktiva, kewajiban, atau ekuitas.
Proses posting ini memungkinkan perusahaan untuk melihat pengaruh dari setiap transaksi keuangan terhadap akun-akun yang dimiliki.
Dengan cara ini, perubahan dalam akun-akun seperti aset, kewajiban, dan ekuitas dapat dilacak dengan lebih mudah, memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dengan benar dan lengkap.
3. Susun Neraca Saldo untuk Menilai Keseimbangan Akun
Langkah selanjutnya adalah menyusun neraca saldo, yaitu daftar dari semua rekening buku besar yang menunjukkan saldo debit dan kredit.
Neraca saldo ini digunakan untuk memverifikasi bahwa total debit dan kredit dalam buku besar seimbang, yang merupakan indikator penting bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar.
Selain itu, neraca saldo juga memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tertentu.
Dengan menyusun neraca saldo, perusahaan dapat memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat dan dikelompokkan ke dalam kategori yang tepat, baik itu aktiva, pasiva, maupun ekuitas.
4. Mengumpulkan Informasi untuk Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Seringkali, ada transaksi yang belum dicatat atau perubahan yang perlu dilakukan untuk mencerminkan kondisi aktual pada akhir periode pelaporan.
Inilah mengapa jurnal penyesuaian sangat penting. Jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat transaksi yang belum masuk dalam jurnal umum atau untuk menyesuaikan saldo akun dengan kondisi sebenarnya.
Langkah ini memastikan bahwa nilai saldo akhir dalam laporan keuangan benar-benar mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya.
Setelah data terkumpul, jurnal penyesuaian harus disusun dengan teliti agar laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat diandalkan.
5. Susun Neraca Lajur untuk Menyederhanakan Proses Pelaporan
Neraca lajur, atau yang sering disebut kertas kerja, adalah alat yang digunakan untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan.
Penyusunan neraca lajur dimulai dengan memasukkan data dari neraca saldo, kemudian disesuaikan dengan data dari jurnal penyesuaian.
Dengan neraca lajur, perusahaan dapat melihat saldo yang sudah disesuaikan dan bagaimana saldo tersebut akan dilaporkan dalam neraca dan laporan rugi laba.
Neraca lajur juga membantu dalam memisahkan jumlah-jumlah yang akan dilaporkan dalam berbagai laporan keuangan, sehingga mempermudah dan mempercepat proses penyusunan laporan akhir.
6. Buat Laporan Keuangan dengan Rapi dan Sesuai Standar
Setelah neraca lajur tersusun, langkah berikutnya adalah menyusun laporan keuangan utama, seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. Laporan-laporan ini harus disusun dengan rapi dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Laporan keuangan ini tidak hanya mencerminkan kinerja perusahaan selama periode tertentu tetapi juga menjadi dasar untuk pengambilan keputusan bisnis.
Dengan laporan keuangan yang tersusun dengan baik, perusahaan dapat menilai kondisi keuangannya secara akurat dan membuat strategi yang tepat untuk masa depan.
7. Susun Jurnal Penutup untuk Menutup Periode Akuntansi
Setelah laporan keuangan selesai disusun, pekerjaan belum sepenuhnya selesai. Langkah penting berikutnya adalah menyusun jurnal penutup.
Jurnal penutup diperlukan untuk menutup akun-akun nominal atau sementara seperti pendapatan dan beban, sehingga saldo akun-akun tersebut menjadi nol pada awal periode akuntansi berikutnya.
Jurnal penutup juga digunakan untuk memindahkan saldo laba rugi ke akun laba ditahan. Setelah jurnal penutup disusun, informasi ini kemudian dipindahkan ke buku besar, memastikan bahwa semua akun telah disesuaikan dan siap untuk periode akuntansi berikutnya.
8. Susun Neraca Saldo Setelah Penutupan untuk Verifikasi Akhir
Langkah terakhir dalam proses pembuatan laporan keuangan adalah menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini hanya berisi rekening-rekening nyata yang masih memiliki saldo setelah penutupan. Akun-akun nominal yang sudah ditutup tidak lagi muncul di sini.
Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memverifikasi bahwa semua saldo debet dan kredit telah seimbang dan bahwa semua akun telah disesuaikan dengan benar.
Ini juga memastikan bahwa laporan keuangan yang telah disusun benar-benar mencerminkan kondisi keuangan perusahaan pada akhir periode.
Membuat laporan keuangan yang akurat adalah proses yang melibatkan berbagai tahapan yang harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Dari mengumpulkan bukti transaksi hingga menyusun neraca saldo setelah penutupan, setiap langkah memainkan peran penting dalam memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan dapat diandalkan dan sesuai dengan standar akuntansi.
Dengan mengikuti delapan langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka mencerminkan kondisi yang sebenarnya dan dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam pengambilan keputusan bisnis.